Kontroversi film Perempuan Berkalung Sorban membuat Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring ikut bersuara. Ia mendukung seruan Imam Besar Masjid Istiqlal Ali Mustafa Yakub agar film itu diboikot. Ia pun meminta film itu dikoreksi.
"Menyeru umatnya boleh-boleh saja kan. Apalagi kalau itu dianggap berbahaya atau kurang baik, lantas mereka serukan, ya silakan saja," kata Tifatul kepada detikcom
Tifatul sendiri mengaku belum menonton film tersebut. Tetapi kalau ada yang memojokkan kalangan pesantren, menurutnya sah-sah saja jika film tersebut dikoreksi.
"Seperti yang saya baca di media, seolah-olah ajaran Islam itu seperti itu, melarang begini dan begitu padahal ini tidak benar secara fikih umumnya. Menurut saya tidak ada salahnya dikoreksi filmnya, dari pada bikin heboh," tambah pria kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat ini
Presiden PKS itu lantas mengimbau agar para pekerja kreatif seperti film lebih berhati-hati dalam melahirkan karyanya bila bersentuhan dengan SARA. "Kalau menurut saya, hal-hal yang berkaitan dengan SARA itu harus hati-hati," pungkas Tifatul.
Perempuan Berkalung Sorban menceritakan perlawanan Anissa, seorang santriwati terhadap pengekangan perempuan di pesantren. Dalam film itu, Annisa berkata Islam tidak adil terhadap perempuan. Film menampilkan diskriminasi terhadap perempuan yang dilakukan ulama dengan dalih agama, seperti perempuan tidak boleh jadi pemimpin, perempuan tidak boleh naik kuda, perempuan tidak perlu berpendapat dan perempuan tidak boleh keluar rumah tanpa disertai muhrimnya.
Bagaimana tanggapan Anda? Apakah film ini memang harus diboikot atau dibiarkan begitu saja?
Sumber:
www.detiknews.com
Jumat, 12 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
oooh film ini ada dicegal-di cegalnya juga yaa?
hahaha
duuh smnjak film ayat2 cinta bermunculan deh buntut2nya film2 berbau agama gini..
ckckckkck
saat ini memang jadi banyak yah jenis2 film seperti ini. knapa orang ga buat film2 yang bisa dinikmati oleh smua kalangan tnpa membawa hal2 spt SARA.
jujur saya juga blum prnah mnonton filmnya. tapi memang sekarang ini tim kreatif pembuat film indonesia kadang-kadang kurang berhati-hati dalam merealisasikan suatu cerita dengan menyinggung SARA walaupun mungkin yang mereka maksud bukan demikian.
Posting Komentar